Jumat, 13 Juni 2014

Keanekaragaman Hayati Flora


A.    Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya keseragaman (kesamaan) dan keberagaman (perbedaan) sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah, dan faktor fisiologis. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.

B.     Jenis – Jenis Keanekaragaman Hayati
1.      Keanekaragaman Tingkat Gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya:
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Jenis Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).

2.      Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis atau Species
Keanekaragaman tingkat spesies ditunjukkan dengan adanya jenis-jenis tumbuhan, hewan, serta mikroorganisme yang berbeda-beda. Tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang atau jenis kacang-kacangan. Atau kelompok hewan antara kucing, harimau, singa dan citah. Ini merupakan keanekaragaman hayati tingkat jenis yang bisa dilihat dalam ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda. Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.

3.      Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
          Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.  Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

C.    Jenis serta Persebaran Flora di Dunia
Menurut habitatnya, jenis serta persebaran flora  dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu jenis persebaran flora di darat dan di air. Kelompok inilah yang disebut dengan bioma.
1.      Bioma di Darat
Di darat, jenis serta persebaran flora terbagi menjadi beberapa bioma, yaitu :
a.    Bioma Gurun Pasir
Vegetasi yang hidup di gurun pasir yaitu tumbuhan musiman, segera akan tumbuh jika hujan turun, umumnya relatif pendek, tetapi bijinya tahan lama; tumbuhan menahun, dengan ciri-ciri: berdaun kecil (berduri) atau tidak berdaun, berakar panjang, batangnya mempunyai jaringan sehingga dapat menyimpan air, umumnya terdiri dari bermacam-macam kaktus.Gurun yang panas merupakan daerah-daerah dalam wilayah iklim tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang rendah. Bioma gurun banyak ditemukan di Sahara Afrika, Gurun Gobi di Mongolia, dan di Australia.
 
Gambar  Bioma gurun pasir dan tumbuhan kaktus di Gurun 
b.    Bioma Padang Rumput
 Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Vegetasi yang hidup: di daerah basah (rumputnya dapat mencapai ketinggian 3 cm, misalnya Blustem dan Indian grasses), di daerah kering, (rumputnya pendek, misalnya Grama dan Buffalo grasses).
Padang rumput yang terdapat di daerah tropis dan subtropis biasanya berbentuk sabana yang terdiri dari pepohonan yang tersebar berjauhan.
Wilayah persebaran padang rumput di daerah tropis terdapat di Afrika, Amerika Selatan, dan Australia Utara. Adapun di daerah iklim sedang terdapat di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia, dan Eropa terutama Rusia Selatan dan Siberia.

c.    Bioma Hutan Basah (hutan hujan tropis)
Vegetasi yang hidup yaitu tumbuhan perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
Bioma hutan basah terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Australia Timur Laut. Pohon pada bioma ini dapat cepat dikenali dengan adanya kanopi pada bagian atas pohon. Kanopi seringkali rapat sehingga menyulitkan cahaya matahari untuk mencapai tanah yang ada di bawahnya.Hutan hujan tropis ini memiliki berbagai jenis tanaman. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu liana yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit seperti paku-pakuan, anggrek, dan lain-lain.

d.   Bioma Hutan Gugur

Vegetasi yang hidup yaitu Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon yang berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada terlalu rendah untuk melakukan fotosintesis Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim kontinen sedang dengan musim dingin yang keras, seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika Serikat bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia.

e.    Bioma Taiga
Vegetasi yang hidup umumnya berupa tumbuhan konifer, misalnya: picea, alnus, betula, dan juniperus.
Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk daun dari tumbuhan ini seperti jarum dan berlapis zat lilin untuk tahan terhadap kekeringan. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas bumi yang meluas dalam suatu wilayah yang lebar melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra Arktik. Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Di daerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat.

f.     Bioma Tundra
Vegetasi yang hidup umumnya berupa lumut dari jenis Sphagnum dan Lichenes (lumut kerak). Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonankarena suhunya terlalu dingin wilayahnya membeku dan tandus. Terdapat di tundra Arktik dan di Alaska Tengah. . Tundra menutupi luas yang sangat besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan tanah bumi. Bioma tundra terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartika.

2.    Bioma di Air
Berdasarkan salinitasnya (kadar garamnya), habitat air (akuatif) dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat pantai, dan habitat laut.
a.    Habitat Air Tawar
Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai, kolam, danau, dan rawa.
Vegetasi yang hidup yaitu eceng gondok, teratai, dan aneka jenis alga. Habitat air tawar kebanyakan berupa air pedalaman. 

b.    Habitat Laut
Habitat ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.      Fotik, adalah daerah yang cukup mendapat cahaya.
Vegetasi yang hidup pada umumnya berupa jenis rumput-rumputan.
2.       Afotik, adalah daerah yang kurang mendapat cahaya.
 Luas lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat laut berbeda dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan dengan tumbuhan laut. Jika ditempatkan di air tawar, maka tumbuhan tersebut akan mati, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor yang memengaruhi organisme yang ada di laut adalah cahaya, naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan salinitas.

Zat-zat padat yang terlarut dalam air laut yaitu NaCl, MgCl, MgSO4, zat-zat tersebut sangat melimpah dalam air laut. Air laut merupakan larutan penyangga dan menunjukkan ketahanan terhadap alkalinitas. Tersedianya karbon dioksida dalam jumlah yang besar untuk fotosintesis tidak pernah mengganggu keadaan air laut sebagai penyangga dan alkalitas yang rendah memungkinkan organisme hidup untuk mengambil kalsium karbonat (CaCO3) dan zat lainnya. Hal ini sering terjadi di laut panas sehingga sering ditemukan cangkang-cangkang kapur, batu karang, dan lain-lain. Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air laut merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan syarat sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.

c.    Habitat Pantai
Vegetasi yang hidup cirinya yaitu tumbuh: menjalar dengan geragih yang panjang, berakar besar, contohnya ubi, rumput angin, pandan pantai, bakung pantai, dan sebagainya.
Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Organisme pada pantai harus mempunyai adaptasi terhadap terpaan gelombang. Terpaan gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan pasir, dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini. Banyak hewan, seperti cacing dan remis pemakan suspensi serta krutasea pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur. Hewan di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang. Sedangkan hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah pemakan bangkai atau pemangsa organisme lain.

D.    Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora berbunga dunia,
1.      Keanekaragaman Jenis
Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok utama tumbuhan sebagai berikut : Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800 jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra pradja, 1989).

2.      Keanekaragaman Genetik
Keanekaragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya. Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi yang ada.
Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu di Ambon mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah jenis durian liar yang tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah pusat keanekaragaman genetik durian. Dengan teknik budi daya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan piaraan.

3.      Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
1.      Vegetasi Alam
Sesuai dengan iklim dan posisinya, yaitu berada di antara kontinen Asia dan Australia, maka vegetasi yang ada di Indonesia adalah vegetasi peralihan. Karena banyaknya curah hujan, maka pengaruh vegetasi Asia lebih dominan, sedangkan dari Australia jumlahnya relatif sedikit dan hanya terbatas di daerah kering, seperti NTB dan NTT.
Ciri-ciri utama vegetasi alam Indonesia adalah:
a.    selalu hijau, walaupun ada di antaranya yang gugur pada musim kering, misalnya jati;
b.     jumlah spesiesnya banyak dan jumlah tipe endemiknya pun relatif besar;
c.     terdapat banyak tumbuhan epifit serta tumbuhan memanjat, misalnya rotan; dan
d.   di daerah hutan hujan tropis, terdapat jenis tumbuhan yang menghasilkan getah, misalnya getah perca.

2.      Vegetasi Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terbesar di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, serta Irian Jaya.
Ciri-cirinya:
a.       merupakan hutan lebat,
b.      terdiri dari berbagai jenis pohon yang variatif,
c.       ketinggian pohonnya ada yang mencapai 60 m,
d.      banyak terdapat jenis pohon panjat dan palem,
e.       banyak pula jenis pohon pakis dan anggrek.
3.       Vegetasi Hutan Musim
Hutan musim terdapat di daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Maka termasuk flora Asiatis
Ciri-cirinya:
a.    pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan hujan tropis,
b.    daun-daunnya banyak yang gugur di musim kemarau, misalnya pohon jati,
c.    jenisnya homogen.
4.      Vegetasi Hutan Bakau
Kalimantan dan Sumatra merupakan contoh pulau yang memiliki hutan bakau yang luas.
Ciri-cirinya:
a.    pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan hujan tropis dan
b.    mempunyai akar tunjang.
5.      Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa
a.    terdapat di daerah yang beriklim kering,
b.    sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon, terdapat di Pulau Madura dan sebagian kepulauan Nusa Tenggara,
c.    stepa merupakan daerah yang seluruhnya padang rumput, misalnya di pulau Sumba, Flores, Sumbawa, dan Timor.


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar